Bagi temen-temen yang ingin belajar membuat font aksara sunda, referensi ini sedikitnya dapat membantu;
===========================================
Font Aksara Sunda telah distandarisasi dan kini telah dapat digunakan untuk berbagai keperluan berbasis komputer. Dalam perkembangannya baru beberapa buah font saja yang dibuat untuk keperluan input karakter melalui keyboard. Namun demikian dalam dunia desain grafis rupa-rupanya telah banyak dikembangkan dengan berbagai variasi bentuk aksara Sunda.
Aksara sunda memiliki bentuk tipografi yang khas sehingga memerlukan pertimbangan dalam pengembangan bentuk untuk keperluan input karakter pada keyboard sehingga dapat dibaca dengan jelas dan efektif. Untuk keperluan tersebut dibuatlah font aksara Sunda standar dan dibakukan ke dalam tabel aksara dunia pada Unicode Consortium untuk keperluan komputer.
Untuk keperluan perancangan dan pembuatan font aksara Sunda sehingga dapat digunakan secara leluasa pada berbagai aplikasi komputer memang tidak sederhana. Lain halnya dengan perancangan karakter huruf pada desain grafis yang hanya mengandalkan pencitraan gambar, pembuatan font pada umumnya melalui beberapa tahap tergantung jenis huruf dan karakternya. Pada huruf-huruf Latina perancangan dan pemrogramannya tidak begitu rumit, lain halnya dengan huruf-huruf Arabic, Brahmic, Kanji dan huruf-huruf tradisional lain. iNs.
Secara umum, font dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Berdasarkan set karakter yang dipakainya. Seperti yang telah dibahas, terdapat berbagai jenis set karakter untuk memetakan suatu huruf pada komputer, antara lain ASCII, EBCDIC, ISO-8859 beserta keluarganya, juga beberapa set karakter yang dibuat oleh masing-masing sistem operasi seperti MS-Windows. Perbedaan yang paling mendasar dari setiap set karakter adalah jumlah huruf yang bisa ditampungnya, sehingga munculnya Unicode merupakan gabungan dari seluruh set karakter.
2. Berdasarkan teknologinya. Setiap font memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangani tampilan huruf. Teknologi tersebut antara lain OpenType, AAT, Graphite, Uniscribe, IBM ICU. OpenType, yang dikembangkan oleh Adobe, merupakan generasi terbaru yang mampu melakukan rendering font dengan baik.
3. Berdasarkan tampilannya. Terdiri dari font serif (berkait, tipistebal), sans-serif (memiliki ketebalan yang sama, tanpa kait), dan dekoratif (handwriting, kaligrafi).
4. Berdasarkan namanya. Terdapat ribuan font yang sering digunakan pada komputer. Setiap font memiliki nama, misalnya: Times New Roman, Arial, Symbol, Wingdings, dan sebagainya.

Adapun tahapan perancangan font aksara Sunda adalah sebagai berikut:
1. Menggambar seluruh glyph (bentuk) aksara Sunda. Pada tahap ini, bentuk aksara Sunda dapat digambar melalui berbagai cara, misalnya digambar pada kertas dan kemudian dipindai (scan) ke komputer. Bisa juga menggambar langsung di computer menggunakan software pengolah citra. Khusus untuk font Unicode, setiap glyph kemudian diberi nama dan kode digital sesuai dengan standar Unicode.
2. Rancangan glyph aksara Sunda kemudian diprogram menggunakan software pembuat font. Terdapat bermacam-macam software pembuat font, baik yang berlisensi (misalnya FontLab, Macromedia Fontographer, Font Creator), maupun yang gratis (misalnya FontForge). Selain bisa membuat kompilasi glyph menjadi font, software-software tersebut juga memiliki kemampuan untuk mendesain bentuk-bentuk aksaraSunda.
3. Menggunakan teknologi OpenType, yaitu format file font yang dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi (cross-platform). Teknologi ini dikembangkan oleh Adobe, yang memiliki kemampuanuntuk mengatur posisi glyph tepat pada tempatnya.

4. Glyph Reordering API, yaitu program untuk mengatur posisi rarangkén agar tidak bertumpuk dan menyesuaikan dengan lebar aksara yang diberi rarangkén. Misalnya, posisi pamepet akan bergeser ke kiri ketika diberi panglayar.
A. Permasalahan pada Pembuatan Font Aksara Sunda
Program komputer harus dapat memahami setiap karakteristik huruf-huruf pada aksara Sunda untuk menghindari kesalahan dalam penulisan. Seperti aksara Nusantara lainnya, aksara Sunda bersifat silabis yang setiap hurufnya memerlukan perlakuan khusus ketika diketik secara natural pada komputer. Berikut adalah permasalahan
yang ditemui pada pembuatan font aksara Sunda.
1. Perbedaan lebar aksara ngalagena (konsonan).
Secara umum ukuran aksara ngalagena adalah 4:4, kecuali aksara /ra/ adalah 4:3, serta /ba/ dan /nya/ adalah 4:6. Sementara beberapa rarangkén harus ditulis simetris di atas atau dibawah aksara ngalagena.Untuk mengatasi permasalah tersebut, bisa menggunakan fasilitas kerning yang dapat mengatur jarak setiap huruf.

2. Penempatan rarangkén panéléng.
Rarangkén panéléng harus ditempatkan sebelum aksara ngalagena, tetapi pengetikannya dilakukan setelah aksara ngalagena.

3. Perpindahan posisi.
Sebuah rarangkén harus dapat berpindah posisinya ketika diikuti oleh rarangkén lainnya. Misalnya, posisi panghulu harus simetris terhadap aksara ngalagena, tetapi ketika datang
panyecek posisinya harus bergeser ke sebelah kiri.

B. Desain Font Aksara Sunda
Font adalah bagian yang penting dalam dunia tifografi. Bentuk font bukan hanya menjadi wakil sora aksara Sunda, tetapi juga sebaiknya memiliki nilai artistik yang menawan. Oleh karena itu, diharapkan para desainer dari Tatar Sunda menyumbangkan karyanya untuk membuat bentuk aksara Sunda yang lebih variatif. Meski kita bisa membuat bermacam-macam font, tetapi mesti ada satu font yang dianggap standar. Font standar aksara Sunda adalah font yang bentuknya mengikuti aturan penulisan aksara Sunda, seperti tinggi, lebar, dan kemiringannya. Adapun karakteristik font standar aksara Sunda adalah sebagai berikut:
• Memiliki kemiringan antara 45o – 75o
• Tipe sans-serif, memiliki ketebalan yang sama.
• Mudah ditiru ketika ditulis tidak menggunakan komputer.
• Perbandingan lebar dan tinggi seperti yang dibahas pada BAB III.2.
• Pungtuasi (tanda baca) mengadopsi semua tanda baca yang berlaku pada sistem tata tulis huruf Latin.

Bentuk font aksara Sunda dapat didesain secara manual pada kertas, dan kemudian dipindai ke komputer. Bisa juga menggunakan software pengolah citra berbasis vektor. Alangkah baiknya jika pada tahap ini, ada kerjasama antara desainer dengan mereka yang mahir menggunakan komputer.

C. Pemograman Font Aksara Sunda
Bentuk-bentuk aksara Sunda yang telah didesain, selanjutnya deprogram menggunakan software pembuat font. Software yang bias kita gunakan antara lain Fontlab Studio, Font Creator, Fontographer, FontForge, dan sebagainya. Berdasarkan set karakternya, ada dua macam font yang dapat digunakan oleh aksara Sunda:
a. Font aksara Sunda berbasis Latin (Latin-1), yaitu font menggunakan slot aksara Latin untuk menempatkan masing-masing aksara Sunda. Hal ini cukup praktis jika hanya digunakan untuk pengetikan, mengingat sebagian besar pengguna computer sudah terbiasa menggunakan aksara Latin.
b. Font aksara Sunda berbasis Unicode aksara Sunda, font ini akan sangat berguna untuk kepentingan aksara Sunda yang lebih luas, misalnya untuk pengolahan database, pembuatan website aksara Sunda, dan berbagai jenis komputerisasi lainnya.
D. Pemetaan Aksara Sunda pada Keyboard
Umumnya komputer menggunakan keyboard (papan tombol) standar US (Amerika Serikat) yang digunakan untuk mengetik huruf Latin. Agar papan tombol komputer bisa dipakai untuk mengetik aksara lainnya, maka diperlukan sebuah driver keyboard yang bisa memetakan papan tombol standar Latin menjadi aksara yang diinginkan. Oleh karena itu, setelah membuat font aksara Sunda, langkah selanjutnya adalah mengembangkan driver keyboard aksara Sunda. Driver keyboard aksara Sunda dapat dibuat menggunakan pemograman template pada aplikasi word processor (program pengolah kata, misalnya Microsoft Word atau OpenOffice), atau bisa juga menggunakan pemograman khusus untuk membuat driver keyboard, misalnya Keyman Developer yang dikembangkan oleh Tavultesoft Pty Ltd.