
Upaya sosialisasi penggunaan aksara Sunda telah mengalami berbagai perkembangan. Dari awal diluncurkannya aksara Sunda baku dengan dukungan komputerisasi, hingga kini aksara Sunda dapat diaplikasikan ke dalam dalam berbagai media dan membentuk karya seni. Salah satu jenis aplikasi aksara Sunda ke dalam bentuk karya seni yaitu kaligrafi.
Kaligrafi lebih dikenal dengan gaya penulisan dekoratif dengan mengedepankan unsur estetis dan ekspresif. Seni kaligrafi telah dikenal dan digunakan dalam berbagai karakter aksara, dari mulai aksara latin hingga huruf Arab. Sedangkan untuk kaligrafi aksara Sunda, baru dikembangkan setelah aksara Sunda diluncurkan dalam susunan dan bentuk mutakhir.
Aksara Sunda telah cukup banyak dibuat ke dalam bentuk kaligrafi, namun jumlahnya masih terbatas. Meskipun demikian, seni kaligrafi aksara Sunda merupakan khasanah baru dalam dunia seni rupa. Selain bentuk grafis yang indah, tingkat keterbacaan aksara juga penting untuk diperhatikan.
Salah seorang pecinta aksara Sunda dari Kotamadya Sukabumi, Farida Pranata Sandi (Teh Rida) mencoba mengembangkan berbagai karya seni rupa menggunakan aksara Sunda. Hingga kini, telah lebih dari 40 buah karya lukisan kaligrafi aksara Sunda telah dihasilkannya. Belum lagi, berbagai bentuk kaligrafi yang dibuat dalam media kertas.
Dalam membuat karyanya, Teh Rida terlebih dahulu mempelajari baca-tulis aksara Sunda. Materi pembelajaran aksara Sunda didapatnya dari internet. Secara kebetulan, beliau ternyata memperoleh informasi aksara Sunda yang dimuat di blog ini (manuskripsunda.com). Setahun kemudian, di awal bulan Setember 2012, barulah saya dan beliau memiliki kesempatan untuk bertemu langsung.
Setelah menguasai aksara Sunda dalam waktu yang cukup singkat, Teh Rida berhasil membuat karya yang saya anggap sebagai hal yang luar biasa. Karya-karyanya antara lain, buku panduan baca-tulis aksara Sunda (dalam bahasa Sunda) yang dilengkapi ilustrasi dan kaligrafi aksara Sunda, 40 lukisan kaligrafi pada media kanvas, dan kaligrafi lainnya pada media kertas.

Karya lukisannya sebanyak 40 buah itu selesai dikerjakan dalam waktu 3 bulan saja. Padahal, pada awalnya dia sama sekali tidak pernah membuat lukisan dan tidak mempunyai keahlian melukis. Tetapi dengan keinginannya yang kuat untuk mengembangkan dan memperkenalkan aksara Sunda kepada khalayak luas, tanpa disadari keahlian memadukan komposisi warna dan bentuk kaligrafi ke dalam sebuah karya lukisan pun sedikit demi sedikit diperolehnya. Teh Rida mengaku bahwa seluruh proses pembuatan karyanya memakan waktu 1 tahun, “3 bulan bikin karya Buku, 3 bulan penyelsaian 40 Lukisan, 3 bulan bentuk-bentuk kaligrafi media kertas, 3 bulan desain-desain untuk produk kaos,batik,souvenir dll.”
Dalam membuat karya tersebut, Teh Rida bercerita telah mengalami berbagai pengalaman yang luar biasa. Selama tiga bulan, Teh Farida mengisolasi diri dari kehidupan sosial di sekitarnya demi totalitas kepada karyanya. Terkadang, orang-orang yang mengenalnya dengan dekat bertanya-tanya kemana saja beliau selama tiga bulan itu. Satu lukisan kaligrafi aksara Sunda dapat diselsaikan oleh beliau dalam satu hari. “Kaligrafi aksara Sunda ini dibuat untuk memperkenalkan budaya Sunda kepada masyarakat umum dalam bentuk seni, agar menjadi lebih menarik dan dapat dinikmati keindahannya,” ujar Rida.**iNs

Admin Kairaga.com. Tulisan-tulisannnya dimuat di surat kabar dan majalah. Ilham sering diundang sebagai pemateri seminar maupun workshop tentang naskah dan aksara Sunda. Selain itu, ia juga merupakan pemerhati aksara Nusantara dalam dunia digital.
Mantap pisan