Aksara Sunda sudah disosialisasikan ke masyarakat secara luas. Namun demikian, masih ditemukan berbagai permasalahan tentang cara penulisan aksara Sunda yang benar. Permasalah ini terutama terdapat pada pemahaman mengenai nilai bunyi aksara Sunda dan cara pengetikan aksara Sunda di komputer.
Berbeda dengan aksara Latin yang menggunakan sistem “grafemik”, yaitu satu huruf mewakili satu suara (fonem), aksara Sunda menggunakan “silabik”. Silabik yaitu sistem satu huruf yang memiliki nilai satu suku kata. Dengan demikian akan terjadi perbedaan dalam cara penulisan aksara Latin dengan aksara Sunda terutama pada komputer.
Kasus yang sering saya temukan terhadap masalah ini adalah cara penulisan (pengetikan) aksara Sunda yang salah pada komputer. Pada aksara Sunda, satu tombol keyboard konsonan mewakili satu aksara (ngalagena) yang merupakan satu suku kata. Sedangkan pada aksara Latin, satu tombol keyboard konsonan mewakili satu suara (fonem) saja. Maka mengetik kata “BANDUNG” dengan sistem font aksara Sunda, akan berbeda dengan sistem pengetikan aksara Latin. Lihat ilustrasi berikut:
Dalam tabel di atas, terlihat kejanggalan pada hasil pengetikan aksara Sunda. Kata yang seharusnya yaitu “bandung”. Untuk mengetik kata “bandung” dengan aksara Latin, cukup menekan tombol b + a + n + d + u + n + g pada keyboard, maka akan menghasilkan kata “bandung”. Sedangkan jika menekan tombol b + a + n + d + u + n + g dengan memakai font aksara Sunda menghasilkan gabungan huruf “ᮘaᮔᮓᮥᮔᮌ” yang dibaca “ba(a)nadunaga”. Dengan demikian kata yang dihasilkan tersebut tidak memiliki arti.
Sekarang kita baca aksara Sunda pada papan nama ruangan ini:
Ya, kata tersebut dibaca “PERAPUSATAAKAAANA”. Terasa aneh, kan? Kasusnya sama seperti pada contoh kata “bandung” yang saya kemukakan sebelumnya. Bila ditelusuri kesalahannya terdapat pada cara pengetikan dan urutan input tombol aksara Sunda.
Sudah bisa menemukan kesalahnnya? Kalau sudah, anda pasti bisa menemukan kesalahan serupa pada foto di awal tulisan ini. Silahkan baca kembali aksara Sunda pada foto papan nama “Ruang Guru” dan “Ruang Kepala Sekolah” di atas.
Kesalahan seperti ini sering terjadi karena orang yang mengetiknya tidak mengerti sistem dasar penulisan aksara Sunda, juga tidak mengerti cara mengetik aksara Sunda di komputer. Harus dimengerti bahwa meskipun tombol keyboard aksara Sunda disesuaikan dengan posisi karakter aksara Latin, tetapi tetap memiliki perbedaan. Perbedaannya pada case sensitive. Aksara Latin memiliki huruf kapital (A, B, C, dst.) dan huruf kecil (a, b, c, dst.) sedangkan aksara Sunda tidak memiliki huruf kapital.
Pada keyboard aksara Sunda, beberapa fungsi huruf kapital digunakan untuk mengetik karakter bukan kapital, melainkan aksara biasa. Lihat tabel berikut ini:
Agar kesalahan seperti ini tidak terjadi, sebaiknya membaca buku tentang sistem penulisan aksara Sunda yang benar. Jangan asal ketik saja. Apalagi, bila akan digunakan di tempat umum. Dampaknya yaitu dapat memberikan anggapan bahwa kata yang ditulis dengan aksara Sunda (yang salah) itu benar, padahal tidak benar.
Untuk mengatasi masalah ini, saya membuat panduan singkat tentang dasar-dasar menulis aksara Sunda secara manual (dengan tangan) dan cara mengetik aksara Sunda di Komputer. Lihat juga layout keyboard aksara Sunda Unicode.
Silahkan download dua file berikut secara gratis:
1. Panduan Menulis Aksara Sunda
2. Panduan Pengetikan Font Aksara Sunda
Demikian pembahasan mengenai kesalahan menulis aksara Sunda di komputer. Semoga bermanfaat. Salam
Admin Kairaga.com. Tulisan-tulisannnya dimuat di surat kabar dan majalah. Ilham sering diundang sebagai pemateri seminar maupun workshop tentang naskah dan aksara Sunda. Selain itu, ia juga merupakan pemerhati naskah dan aksara Nusantara dalam dunia digital. Baca juga tulisan-tulisannya yang lain di blog inurwansah.my.id.
Sae uey. Hatus nuhun
File panduan menulis aksara sunda nya not found pak
Terima kasih sudah diinfokan. Tautan sudah diperbaharui, sekarang sudah diakses kembali.