Aspék kodikologi dari naskah Sunda kuno mungkin belum begitu menjadi perhatian sebagai objék kajian. Padahal, jika ditelisik lebih dekat, banyak sekali yang dapat digali. Gambar-gambar berikut ini adalah kotak kayu yang sering disebut “kropak” atau “koropak” dalam bahasa Sunda dari naskah “Serat Séwaka” (judul berdasarkan katalog naskah Perpusnas, 1998) dengan kode 16 L 633, koleksi Perpusnas RI.

Desain dan métode pembuatannya mungkin dengan cara dipahat tanpa sambungan, apalagi paku. Mungkin juga dengan cara diraut, menggunakan peralatan tangan sederhana. Tampaknya setiap kropak terbuat dari sebongkah balok kayu utuh. Dipasangkan secara tepat satu sama lain, dan bagian luarnya dilapisi semacam plitur berwarna kemerahan.
Kotak kayu (kropak) utuh terdiri dari bagian alas kotak dan penutup, tali pengikat dan kancing bandul logam. Di dalamnya terdapat bundelan naskah lontar atau gebang.

Bagian dalam kotak kayu tidak dilapisi pewarna, tetapi dibiarkan alami. Tampak kerusakan di bagian tepiannya. Kerusakan ini justru memperlihatkan konstruksi tanpa sambungan. Artinya, sangat mungkin awalnya dipahat atau diraut dengan ketelitian tinggi dari sebongkah kayu utuh.

Kotak seperti ini banyak digunakan untuk naskah-naskah lontar dan gebang Sunda kuno yang tersimpan di Perpusnas RI dan Kabuyutan Ciburuy. Naskah Bujangga Manik di Bodleian Library yang sedang digarap ulang oleh Alex West, juga menggunakan kotak kayu modél ini.

Admin Kairaga.com. Tulisan-tulisannnya dimuat di surat kabar dan majalah. Ilham sering diundang sebagai pemateri seminar maupun workshop tentang naskah dan aksara Sunda. Selain itu, ia juga merupakan pemerhati aksara Nusantara dalam dunia digital.