Evi Fuji Fauziyah, kandidat MA dalam bidang Filologi, Universitas Padjadjaran, Fakultas Ilmu Budaya, Bandung lolos seleksi beasiswa riset Lingling Wiyadharma. Evi merupakan salah satu dari tiga pemenang seleksi program beasiswa dari Scaliger Institut di Perpustakaan Universitas Leiden.
Penelitiannya terutama berkaitan dengan transkripsi dan terjemahan yang akurat dari teks mistik dan filosofis ini, yang ditulis dalam Bahasa Sunda Kuno. Ia akan melengkapi penelitian untuk tesisnya mengenai naskah Sunda kuno Tiga Jñana dengan tajuk “Studi Kodikologi atas Naskah Kuno Sundanese Codex Unicus di Perpustakaan Universitas Leiden.” (Tiga Jñana: The Codicological Studies of an Old Sundanese Codex Unicus at the Leiden University Library.)
“Teks ini ditulis dalam Bahasa Sunda Kuno, sebuah bahasa yang digunakan di Jawa Barat, dan menggambarkan setiap keadaan kehidupan manusia. Dimulai dari dalam kandungan, kemudian melanjutkan ke kehidupan sebagaimana yang kita ketahui di Bumi, dan berakhir di kehidupan setelah mati. Fungsi tubuh manusia dijelaskan melalui puluhan dewa yang mengendalikan setiap bagian tubuh manusia, mulai dari mata hingga jari kaki, dan setiap fungsi tubuh, seperti bernapas atau berpikir. Bagian yang paling istimewa dalam naskah ini adalah bagian perkembangan dalam kandungan. Jarang kita temui deskripsi seperti itu dalam naskah-naskah Bahasa Sunda Kuno lainnya.”
“Saya memulai penelitian saya dengan mempelajari foto-foto naskah tersebut, namun sekarang, setelah saya dapat melihat naskahnya secara langsung, saya dapat membaca Bahasa Sunda Kuno dengan lebih baik. Naskah ‘Nipah’, yang terbuat dari daun nipah, melengkung di bagian tengahnya, sehingga cukup sulit untuk dipelajari melalui pemindaian atau foto. Saya sangat senang bisa datang ke Leiden untuk mempelajari naskah ini secara langsung. Dengan cara itu, fellowship ini menambah nilai penelitian saya.”
Pada awal tahun ini, Scaliger Institute, Leiden University Libraries (UBL) mengumumkan sebuah program fellowship baru: Lingling Wiyadharma Fellowship. Program fellowship ini merupakan bagian dari Lingling Wiyadharma Fund.
Hans van der Valk, alumni Universitas Leiden, mendirikan Lingling Wiyadharma Fund sebagai penghormatan kepada istrinya, Lingling Wiyadharma, yang dikenalnya pada awal tahun 1970-an ketika ia menjadi diplomat di kedutaan Belanda di Jakarta.
Tujuan dari Lingling Wiyadharma Fund for Indonesian Studies adalah untuk mempromosikan penggunaan koleksi Indonesia yang ada di UBL. Dana ini didirikan pada awal tahun 2022 di Leiden University Fund.
Setiap tahunnya, program fellowship ini menawarkan kesempatan dan dukungan finansial kepada tiga akademisi, yang lebih disukai merupakan para akademisi muda, untuk melakukan penelitian selama maksimal tiga bulan di Southeast Asian dan khususnya di Indonesian Special Collections.
Panggilan untuk proposal penelitian mendapatkan respon yang luar biasa. Sebuah komite penilaian yang terdiri dari Diana Suhardiman (Profesor Tata Kelola Sumber Daya Alam, Iklim, dan Kesetaraan, Universitas Leiden & Direktur KITLV), Nico Kaptein (Profesor Islam di Asia Tenggara, Universitas Leiden), dengan peran penasihat dari Marije Plomp (Pustakawan Subjek Asia Tenggara, UBL), memilih tiga pemenang.
Sumber:
- https://www.library.universiteitleiden.nl/news/2022/08/winners-of-lingling-wiyadharma-fellowship-2022
- https://www.library.universiteitleiden.nl/news/2022/11/lingling-wiyadharma-fellows-do-research-in-leiden-special-collections
Admin Kairaga.com. Tulisan-tulisannnya dimuat di surat kabar dan majalah. Ilham sering diundang sebagai pemateri seminar maupun workshop tentang naskah dan aksara Sunda. Selain itu, ia juga merupakan pemerhati naskah dan aksara Nusantara dalam dunia digital. Baca juga tulisan-tulisannya yang lain di blog inurwansah.my.id.