Kairaga.com – Naskah Sunda kuna berjudul Sang Hyang Siksa Kandang Karesian bertiti mangsa 1514 Masehi resmi terdaftar dalam Ingatan Kolektif Nasional (IKON). Keputusan ini ditetapkan oleh Dewan Pakar IKON Bukti bahwa naskah SSKK telah ditetapkan sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) diterbitkan sertifikat nomor 365/1/JPI.03/X.2022 tanggal 17 Oktober 2022 oleh Perpustakaan Nasional RI. Naskah ini merupakan […]
Kategori: Naskah Sunda Kuna
Konsep Kelepasan Jiwa dalam Lima Lembar Lontar Sunda Kuno
Naskah-naskah Sunda Kuna koleksi Perpustakaan Nasional RI telah cukup banyak digarap dalam beberapa tahun terakhir. Namun demikian masih terdapat beberapa naskah yang belum dikaji secara filologis. Di antara naskah-naskah yang belum digarap itu terdapat kodeks L 632b peti 16 yang berisi ajaran Jati Suda tentang proses kelepasan jiwa menuju moksa. Naskah ini ditulis dengan aksara […]
TRITANTU vs TRITANGTU dina Teks Sunda Kuno
Istilah TRITANGTU kawasna geus jadi kacapangan dina diskusi ngeunaan sistem kakawasaan di Sunda mangsa bihari, malah ieu konsép dipercaya aya tapakna di Kanékés. Dina ieu postingan simkuring rék masualkeun deui istilah tritangtu, bari sanduk-sanduk ka para sesepuh nu tos maos naskah Siksa Kandang Karesian, mugia para almarhum dipaparin rahmat ti Allah SWT. Maluruh ieu istilah […]
Wastra Sunda dalam Sastra yang Tertinggal dan Ditanggalkan
Kalakian Dayang Sumbi sedang berasik masyuk menenun. Taropong-nya, yakni alat penggulung benang dari bambu, terjatuh dari genggaman. Sebab begitu lemasnya, ia berseloroh bahwa barang siapa yang mengambilkan taropong itu untuknya, jikalau perempuan hendak dijadikan saudara, lelaki tentu jadi suami. Si Tumang, anjingnya yang setia, memungut taropong itu, menyerahkannya pada Dayang Sumbi sambil terus duduk di […]
Sasalad (Wabah)
Dalam Sang Hyang Sasana Mahaguru, teks Sunda Kuno abad ke-15/16, disebutkan: Ya ta duka kunang tribwana lwaka ngaranya. Kahuruan dayeuh, burung tahun, éléh ku sasalad, larukangkang salah masa, sarba pala tan pawwah, sarba satwa añarak. Ya ta duka kunang tribwana lwaka ngaranya ma. Nihan sinangguh pañcakapataka ngaranya, ling sang pandita. “Ini yang disebut derita dari […]
Ḍuka Saṅka ri Dewata
Dalam proses pembacaan téks Jawa Kuno pada salah satu naskah Śikṣā Guru koleksi Perpusnas yang sedang digarap bersama dengan Aditia Gunawan, ternyata téks pada beberapa lempir akhir berganti bahasa menjadi Sunda Kuno, terlihat dari penggunaan partikel ‘ma’ dan kosakata Sunda Kuno yang khas. Di bawah ini adalah potongan teks Śikṣā Guru yang menyebutkan ḍuka saṅka […]
Aér Mawar
Dalam kamus bahasa Sunda Satjadibrata kata érmawar artinya ‘bunga ros putih’, sedangkan menurut Jonathan Rigg dalam a Dictionary of Sundanese Language of Java, terdapat kata ayěr mawar yang berarti ‘Rose-water-Properly Malay‘, dalam léma lain dijelaskan lebih lengkap ‘Ayěr mawar, Rose water. The word Ayěr is not Sunda, but Malay, and shows whence the designation has […]
Sembah Hyang
Oleh Ilham Nurwansah Seperti halnya dalam bahasa Jawa Kuna, di dalam bahasa Sunda Kuna juga ditemukan kata sembah hyang. Kata ini dalam KBBI tampaknya mengalami penyederhanaan bentuk menjadi sembahyang dan bergeser artinya menjadi “1. salat” (khusus untuk Islam), selain “2. permohonan (doa) kepada Tuhan” yang berarti lebih umum. Dalam hal ini entitas “Hyang” pada teks […]