Sasalad (Wabah)

Sanghyang Sasana Maha Guru, Koleksi Perpusnas RI (foto: Ilham Nurwansah)

Dalam Sang Hyang Sasana Mahaguru, teks Sunda Kuno abad ke-15/16, disebutkan:

Ya ta duka kunang tribwana lwaka ngaranya. Kahuruan dayeuh, burung tahun, éléh ku sasalad, larukangkang salah masa, sarba pala tan pawwah, sarba satwa añarak. Ya ta duka kunang tribwana lwaka ngaranya ma. Nihan sinangguh pañcakapataka ngaranya, ling sang pandita.

“Ini yang disebut derita dari tiga dunia: kota terbakar, gagal panen, hancur oleh wabah, musim kering salah masa, semua buah-buahan tak membuahkan hasil, semua binatang mati. Itulah yang disebut derita dari tiga dunia. Inilah lima kesengsaraan.” Ucap Sang Rahib.

Lalu dalam Siksa Guru ditambahi alasan mengapa itu semua terjadi:

mana duka ku ulahta, ku sabdata, ku ambekta, ngahanakeun ulah dusta, sabda dusta, ambek dusta.

“Sebab derita karena lakunya, karena ucapannya, karena pikirannya, berbuat laku jahat, ucapan jahat, pikiran jahat.”

Kira-kira itulah pelajaran dari leluhur Sunda.

Author Avatar
Aditia Gunawan

Pustakawan dan kurator naskah di Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Fokus penelitiannya adalah teks-teks Sunda Kuno & Jawa Kuno. Menyelesaikan studi master di bidang teks dan linguistik di Institut National des Langues et Civilisations Orientales (INALCO, Paris) (2016). Saat ini sedang studi S-3 di École Pratique des Hautes Etudes (EPHE, Paris) dalam rangka proyek DHARMA dengan beasiswa dari EFEO Paris.

Suka dengan konten Aditia Gunawan ? Kamu bisa memberikan dukungan dengan mentraktir kopi atau bagikan konten ini di media sosial.

0 comments and 0 replies

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *