Judul: Pustaka Dwipantaraparwa Sargah 7
Penyimpan: Museum Sri Baduga
No. inv: 07.87
Bahan: Kertas daluang
Aksara: Cacarakan
Bahasa: Jawa Cirebon
jml halaman: 136
Deskripsi Naskah
Keadaan naskah cukup baik, utuh, masih lengkap, dan masih dapat dibaca. Naskah ini berukuran 26,9 x 36,5 cm dengan ukuran ruang tulisan 21,5 x 29,8. Jumlah baris per halaman 21 baris dengan jarak antarbaris 0,8 cm. Naskah ini teksnya berbentuk prosa, ditulis menggunakan tinta berwarna hitam, terdapat penomoran pada pias atas tengah. Naskah ini dikarang atau disusun oleh Pangeran Wangsakerta di Keraton Cirebon 1607 Saka (1685 Masehi), berasal dari Cirebon.
Isi Kandungan Naskah
Naskah yang berjudul Pustaka Dwipantaraparwa Sargah 7 ini menceritakan tentang kerajaan-kerajaan di Jawa Barat, baik kerajaan pusat maupun kerajaan wilayah. Kerajaan yang diceritakan di antaranya, Tarumanagara, Kendan, Galuh, Sunda, dan Indraprahasta.
Berdasarkan naskah ini Kerajaan Tarumanagara merupakan induk yang menurunkan kerajaan lainnya. Raja terakhir Tarumanagara (abad ke-7), Sang Banga dan Sang Manarah bertahta di Sunda dan Galuh (abad ke-8), dan Prabu Walangsungsang memerintah di Galuh (895 Saka atau 973 M). Konflik antara Sang Banga dengan Sang Manarah melibatkan Galuh, Sunda, Mataram, dan Indraprahasta. Konflik diselesaikan dengan perundingan yang dprakarsai oleh Resiguru Demunawan dari Galunggung. Cerita ini sama halnya dengan yang diceritakan dalam naskah Carita Parahyangan.
Referensi
- Mulyana, Nana dkk. 2008. Katalog Naskah Kuno Museum Negeri Sri Baduga. Bandung: Balai Pengelolaan Museum Sri Baduga
Admin Kairaga.com. Tulisan-tulisannnya dimuat di surat kabar dan majalah. Ilham sering diundang sebagai pemateri seminar maupun workshop tentang naskah dan aksara Sunda. Selain itu, ia juga merupakan pemerhati naskah dan aksara Nusantara dalam dunia digital. Baca juga tulisan-tulisannya yang lain di blog inurwansah.my.id.