
Logo Sakola Aksara Sunda Cianjur (SASC)
Oleh: Siti Aisah
Kairaga.com – Seiring dengan makin banyaknya masyarakat Sunda yang mengetahui aksara Sunda, grup Facebook yang membahas tentang aksara ini pun semakin banyak. Grup-grup Facebook hanyalah sebagian dari usaha pegiat aksara Sunda untuk memperkenalkan aksara ini ke khalayak umum.
Aksara Sunda yang dijadikan muatan lokal di semua sekolah di Jawa Barat penerapannya belum merata. Oleh karena itu masih banyak masyarakat umum yang belum mengetahui bagaimana bentuk dari aksara Sunda.
Sebelumnya di Karawang sudah lebih dulu membentuk grup Facebook yang di sebut dengan “MASKAR” (baca juga profil MASKAR). Di Cianjur pun mulai membentuk grup Facebook yang diberi nama “ Sakola Aksara Sunda Cianjur” atau disingkat menjadi SASC. Pertama kali dipublikasikan tanggal 7 Desember 2017.
Sakola Aksara Sunda Cianjur yang disingkat SASC, didirikan oleh Faluzia, M. Hafidz (Hafidz Arya Sastrabahu ), Zenal Abidin dan Ival Taufik atas dasar keprihatinan meraka bahwa masyarakat Cianjur masih banyak yang belum mengenal aksara Sunda. Mereka berharap dengan adanya grup SASC masyarakat Cianjur (Lihat grup Facebook SASC) dapat mem-posting atau bertanya mengenai aksara Sunda.
Walaupun grup ini terhitung baru tapi anggota mereka sudah mencapai 600 akun. Anggota yang aktif mem-posting atau bertanya masih di bawah 100, tapi grup ini tetap konsisten mengunggah berbagai informasi tentang dasar-dasar belajar aksara Sunda. Nama SASC terlihat sebagai sebuah komunitas regional, namun mereka menambahkan Siti Aisah sebagai salah satu admin yang bukan berasal dari Cianjur untuk bergabung. Selain itu agar anggota perempuan tidak sungkan untuk bertanya atau mem-posting.
Admin grup SASC berharap agar anggotanya mem-posting tulisan tangan yang difoto lalu dimuat. Ini semata-mata agar anggota hafal cara menulis maupun membaca. Aksara Sunda digital memang bagus untuk menarik perhatian, tapi untuk metode belajar menulis manual memang lebih baik untuk melatih semua daya ingat. SASC sendiri belum mengadakan pengenalan aksara secara langsung, tetapi mereka berharap bahwa bertatap muka atau tidak bukanlah masalah untuk belajar aksara. Ke depannya SASC memiliki target untuk mengadakan kegiatan nyata dalam memperkenalkan aksara secara non-digital.
Semoga dengan semakin banyaknya grup-grup aksara Sunda, semakin banyak pula masyarakat yang tertarik untuk mempelajarinya. Bukan hal yang mudah untuk mengenalkan kembali aksara Sunda ke masyarakat Sunda, tapi itu bukanlah hal yang mustahil.
Terbukti sekarang semakin banyak penggiat aksara yang berperan serta secara nyata memberikan pelajaran ke khalayak umum di sekitar tempat tinggalnya, atau yang aktif dalam dunia maya dengan memuat foto hasil tulisannya.