Ulasan Buku – Filologi: Teori dan Penerapannya – Dwi Sulistyorini

Apa kabar sahabat Kairaga? Semoga semua selalu sehat dan semangat ya!

Kali ini saya akan mengulas sebuah buku referensi filologi Indonesia yang cukup menarik. Judul bukunya Filologi Teori dan Penerapannya yang ditulis oleh Dwi Sulistyorini, SS. M.Hum dengan pengantar dari Prof. Dawud, M.Pd.. Diterbitkan pertama kali tahun 2015 oleh penerbit Madani di Malang Jawa Timur dengan ISBN 978-602-14987-5-0, dengan format ukuran 15,5 x 23 cm. Jenis kertas isi bookpaper dengan softcover jenis art paper. Oh iya, ada bonus pembatas halaman juga di dalamnya.

Nah, sebelum lebih dalam mengulas isinya, pertama-tama saya tertarik dengan desain sampul yang mencolok dari buku ini. Pemilihan desainnya cukup artistik dan kental dengan nuansa kekunoaan dengan menampilkan beberapa naskah kuno yang berbentuk gulungan dan lembaran. Naskah berbentuk gulungan kemungkinan berisi teks Ibrani (Hebrew) kuno, sedangkan naskah lembaran menggunakan huruf Suryani (Syriac) dan huruf Arab. Hmm, bukan naskah-naskah dari Indonesia sih, tetapi jadi membuat saya penasaran untuk membaca isinya.

Kalau membaca dari kata pengantar dan sambutan yang terdapat di dalamnya, jelas disebutkan bahwa buku ini merupakan bahan perkuliahan filologi di Universitas Negeri Malang. Materi yang dituangkan di dalam buku ini merupakan pokok-pokok yang penjelasan rincinya disampaikan dalam kegiatan perkuliahan di kelas. Pada bagian akhir dilengkapi dengan rangkuman materi dan soal-soal latihan untuk memantapkan pemahaman para mahasiswa mengenai materi yang telah disampaikan. Selain itu terdapat juga glosarium dan indeks yang dapat memudahkan pemahaman dan pencarian kata kunci tertentu di dalam buku.

Isi dan Pembahasan

Isi buku ini dibagi menjadi lima bagian dengan ilustrasi gambar dan contoh-contoh halaman dari naskah dan materi lain yang relevan dengan pembahasannya. Pada setiap awal bab digunakan struktur yang seragam yaitu dengan menyertakan “Deskripsi” dan “Tujuan Perkuliahan”, kemudian dilanjutkan dengan pejelasan materi secara terperinci.

Bagian I berisi materi Pengenalan Filologi. Dalam bab ini dibahas secara rinci hakikat filologi, ruang lingkup filologi, dan hubungan filologi dengan ilmu bantu lain. Bab II berisi bahasan tentang Naskah dan Teks. Di dalam bab ini dipelajari pengertian naskah dan teks, tempat penyimpanan naskah, cara merawat naskah dan gaya penulisan naskah. Bab III membahas Transkripsi dan Transliterasi. Pada bab ini dipelajari definisi transkripsi dan transliterasi, cara mentranskripsi dan mentransliterasi teks aksara Jawa dan teks Arab.

Pada Bab IV dijelaskan tentang Metode Penelitian Filologi yang digunakan dalam menggarap naskah maupun teks. Bab V berisi penjelasan tentang Kajian Filologi dan Penerapannya yang membahas berbagai pendekatan filologi dan contoh penerapan pendekatan tersebut dalam mengkaji naskah kuno.

Blurb

Filologi sebagai sebuah disiplin ilmu kurang mendapatkan perhatian dikarenakan kurangnya pengenalan ilmu filologi dalam tradisi keilmuan di Indonesia. Padahal, Indonesia adalah negara yang kaya akan naskah-naskah kuno yang memuat budaya dan kearifan lokal. Masih banyak nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa ini yang termuat dalam naskah-naskah kuno yang belum digali secara maksimal. Naskah-naskah tersebut mencapai ribuan yang tersebar di perpustakaan, museum gereja bahkan berada di perorangan di beberapa daerah di Indonesia.

Buku Filologi: Teori dan Penerapannya hadir sebagai salah satu usaha untuk menghayati keluhuran nilai yang diajarkan oleh generasi terdahulu melalu kajian naskah atau teks kuno. Selain menjelaskan filologi secara teoritis, buku ini juga menyajikan secara praktis model penelitian dan proses menganalisis naskah-naskah kuno. Dilengkapi pula dengan data tempat penyimpanan naskah-naskah yang ada di Indonesia serta di luar negeri. Adalah menjadi bacaan wajib terutama bagi para penleiti pemula yang konsern dalam bidang filologi.

Info Pemesanan

Untuk memesan buku Filologi: Teori dan Penerapanya, sahabat bisa mengunjungi website resmi Intrans Publishing (https://intranspublishing.com/), atau langsung ke laman katalog buku yang juga disediakan di website resminya. Untuk menghubungi penerbit ini bisa juga langsung DM ke akun Instagramnya ya (@intranspublishing).

Kalau saya sendiri mendapatkan buku ini dari marketplace Tokopedia. Sepertinya di marketplace lain juga ada. Jadi, cukup mudah untuk memesan buku ini ya. Silakan saja untuk memesan sesuai kenyamanan sahabat. Untuk harganya beragam, tetapi tidak berbeda jauh. Saya sarankan lihat dulu harga dari penerbit resminya saja.

Komentar & Kritik

Setelah membaca seluruh bagian buku ini, secara umum materi yang disajikan cukup lengkap sebagai dasar-dasar kajian filologi bagi pembaca pemula. Hanya saja, sebenarnya ada satu bab yang mengganjal dalam benak saya, tepatnya pada Bab III – Transkripsi dan Transliterasi. Walaupun penulis mengutip penjelasan yang membedakan antara Transkripsi dan Transliterasi, tetapi dalam penerapannya dalam teks sangat keliru.

Pendapat yang dikutip adalah keterangan dari Basuki dkk (2004:54) yang disebutkan dalam daftar pustaka buku ini. Dikatakan oleh penulis bahwa menurut Basuki “transkripsi” adalah pengubahan teks daru satu ejaan ke ejaan yang lain, sedangkan transliterasi adalah penggantian jenus tulisan huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Oke, sampai di situ tidak ada masalah.

Namun, penulis melanjutkan pernyataan seperti ini:

“Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa transkripsi merupakan salinan atau turunan tanpa menggantikan macam tulisan dan huruf yang digunakan tetap sama. Transliterasi adalah salinan huruf dengan mengubah bahasa yang digunakan dalam naskah, misalnya dalam naskah menggunakan bahasa Jawa ketika ditransliterasi menjadi bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.” (Sulistyorini, 2015:40)

Nah, di sini mulai muncul kekeliruan. Penulis “menyimpulkan” bahwa yang dimaksud dengan “transliterasi” adalah “alih bahasa” atau penerjemahan. Konsekuensinya, seluruh contoh metode analisis yang disajikan pada bab-bab berikutnya ikut keliru menggunakan pengertian ini. Misalnya saja pada halaman 41 yang dengan gamblang menunjukkan kekeliruan ini.

Dengan melihat kekeliruan yang sangat kentara tersebut, tampaknya penulis kebingungan dalam memahami pengertian dasar istilah transkripsi, transliterasi dan translasi. Ketiganya memang tampak mirip tetapi memiliki perbedaan mendasar. Maka dari itu, saya merasa perlu untuk memberikan alternatif rujukan sebagai bandingan atas pernyataan yang tercantum dalam buku tersebut bagi para pembaca.

Transkripsi (transcription)

  1. Transkripsi » tran.skrip.si (KBBI daring – transkripsi)
  • n Ling pengalihan tuturan (yang berwujud bunyi) ke dalam bentuk tulisan
  • n Ling penulisan kata, kalimat, atau teks dengan menggunakan lambang-lambang bunyi
  1. Transkripsi (transcription) dirujuk silang kepada lema ‘alih tulisan’, yang memiliki dua pengertian:
    1. Pemindahan macam tulisan dari satu media ke media lain, salinan atau copy, misalnya teks yang ditulis dengan huruf Surat Batak pada kulit kayu disalin dengan huruf yang sama pada kertas.
    2. Pengalihan tuturan, berwujud bunyi ke dalam tulisan; pengalihan sistem ejaan lain. (Pudjiastuti et al., 2018, hlm. 108)
  2. Transkripsi (transcription), pengubahan wicara menjadi bentuk tertulis; biasanya dengan menggambarkan tiap bunyi/fonem dengan satu lambang (Kridalaksana, 2001, hlm. 219).
  3. Pedoman transkripsi atau penulisan bunyi ucapan suatu bahasa ke dalam huruf Latin, banyak dilakukan di Indonesia, baik untuk bahasa Indonesia maupun untuk bahasa daerah. Beberapa di antaranya diterbitkan secara resmi:
    1. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (Panitia Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia, 2016),
    2. Palanggeran Éjahan Basa Sunda (Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia 2008)
    3. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa Huruf Latin yang Disempurnakan (Balai Bahasa Yogyakarta, 2006)

Kridalaksana (2001) mencatat beberapa istilah transkripsi yang lebih khusus yaitu:

  1. transkripsi berurutan (censecutive transcription),
  2. transkripsi fonemis (phonemic transcription, phonemic notation),
  3. transkripsi fonetis (phonetic transcription),
  4. transkripsi kasar (broad transcription),
  5. transkripsi impresionistis (impressionistic transcription),
  6. transkripsi ortografis (orthographic transcription),
  7. transkripsi saksama (narrow transcription),
  8. transkripsi sistematis (systematic transcription).

Transliterasi (transliteration)

  1. Transliterasi »trans.li.te.ra.si /translitêrasi/, nomina yang berarti “penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain: untuk mengetahui sastra Melayu Klasik lebih mendalam, perlu dilakukan — dari tulisan Arab Melayu ke dalam tulisan Latin (KBBI Daring – transliterasi)
  2. Transliterasi (transliteration) yaitu penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain, (sering lepas dari lafal yang sebenarnya); misalnya Penulisan Abd al Rauf adalah transliterasi, yang berbeda dari Abdurrauf yang merupakan transkripsi dan sesuai dengan lafalnya (Kridalaksana 2001, hlm. 219)
  • Romanisasi pengalihan aksara non-Latin menjadi aksara Latin (Kridalaksana, 2001, hlm. 188).
  1. Transliterasi (transliteration) yaitu pemindahan huruf dari jenis yang satu ke huruf lain, misalnya penyalinan teks dari satu sistem aksara ke sistem aksara lain, misalnya dari huruf Kaganga ke huruf Latin (Pudjiastuti et al. 2018, hlm. 8; Lubis 2001, 80)
  2. Transliterasi bukanlah hal yang mudah atau tanpa tanggung jawab karena itu berarti mengalihkan dari satu sistem aksara kepada sistem aksara yang berbeda, yang belum tentu memiliki semua simbol atau tanda yang diperlukan untuk pengalihan itu (Ikram 2019, hlm. 87)

Translasi (translation)

Kata “translasi” sering tertukar dengan “transliterasi” padahal keduanya memiliki pengertian yang berbeda. “Translasi” (translation) berarti “penerjemahan” atau “alih bahasa” dalam bahasa Indonesia, sedangkan “Transliterasi” (transliteration) adalah “alih aksara”.

  1. Translate, 1. menterjemahkan, mengalihbahasakan (a book) (Echols & Shadili, 1997:601)
  2. Translation, 1. terjemahan (of a book);(translating) penterjemahan (Echols & Shadili, 1997:601)
  3. Translation, something that is translated, or the process of translating something, from one language to another (translasi, sesuatu yang diterjemahkan, atau proses menerjemahkan sesuatu, dari sebuah bahasa ke dalam bahasa yang lain) – (Cambridge Dictionary, translation)
  4. Translation, an act, process, or instance of translating, such as a rendering from one language into another (translasi, perbuatan, proses, atau keadaan menerjemahkan, misalnya menampakkan sebuah bahasa ke dalam bahasa lainnya) – (Merriam Webster, translation).
Translate/Translation (Alih Bahasa)Transliteration (Alih Aksara)
Mengubah bahasa
Contoh: Dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia
Mengubah sistem penulisan aksara
Contoh: Dari aksara Jawa ke aksara Latin

Pengertian demikian disebutkan pula dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI daring – terjemah)sebagai berikut:

  • terjemah » pe.ner.je.mah.an n proses, cara, perbuatan menerjemahkan; pengalihbahasaan: ~ Pancatantra yang sempurna dilakukan pada Zaman Islam oleh Abdul Kadir Munsji.
  • alih bahasa » a.lih ba.ha.sa n pengalihan makna atau amanat dari bahasa tertentu ke dalam bahasa lain; penerjemahan.

Dengan menguraikan kembali pengertian-pengertian dasar ketiga istilah tersebut, maka jelas kekeliruan penyebutan “transliterasi” sebagai “alih bahasa” oleh Sulistyorini disebabkan oleh bunyi kosakata yang mirip antara “translate” dengan “translit-(eration)”, sehingga ia sendiri tampak bingung dalam menggunakannya.

Semoga saja ulasan buku ini, khususnya komentar pada Bab III, dapat menjadi masukan bagi para pembacanya, serta untuk penulis bukunya sendiri. Apalagi jika buku ini digunakan oleh mahasiswa, tentu perlu membuka dialog antara pemahamaan penulis dengan mahasiswa, serta pengkaji naskah lainnya.

Referensi

  • Balai Bahasa Yogyakarta. (2006). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa Huruf Latin yang Disempurnakan (Edisi Revisi). Penerbit Kanisius.
  • Echols J. E. & Hasan Shadily (1997). Kamus Inggris Indonesia: an English-Indonesian Dictionary. Jakarta: PT Gramedia.
  • Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Palanggeran Éjahan Basa Sunda (Edisi Révisi). Sonagar Press.
  • Kridalaksana, H. (2001). Kamus Linguistik (Edisi Ketiga). Gramedia Pustaka Utama.
  • Lubis, N. (2001). Naskah, Teks dan Metode Penelitian Filologi. Yayasan Media Alo Indonesia.
  • Panitia Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  • Pudjiastuti et al., T. (2018). Kamus Filologi (H. Sulastri & D. Hildasayani, Ed.). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Updated: 17 November 2024 — 12:50

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *