Cara Membaca Katalog Naskah Jawa Barat Koleksi Lima Lembaga

Kairaga.com – Buku dengan judul lengkap Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 5A Jawa Barat Koleksi Lima Lembaga ini disusun oleh Edi. S. Ekadjati dan Undang A. Darsa. Katalog ini adalah jendela dunia pernaskahan di Jawa Barat, sehingga banyak dijadikan rujukan oleh para peneliti. Naskah yang terhimpun dalam katalog ini seluruhnya berjumlah 1.012. Keterangan selengkapnya tentang penerbitan katalog naskah Jawa Barat ini dapat dibaca pada artikel yang admin tulis sebelumnya (baca di sini).

Penulisan keterangan terhadap setiap naskah dilakukan dengan sistematis. Kode-kode khusus ditambahkan sebagai panduan untuk mengakses naskah aslinya pada koleksi lembaga tertentu bila diperlukan. Untuk setiap naskah yang dideskripsikan, data-data yang disertakan adalah sebagai berikut:

  1. Kode Naskah, yaitu kode yang dibuat berdasarkan kategori naskah, seperti Sj46 untuk naskah yang masuk dalam kategori Sejarah dengan nomor urut 46. Kode huruf untuk kategori selengkapnya adalah Sj (sejarah), I (Islam), Sa (Sastra), A (Adat Istiadat), P (Primbon), dan LL (Lain-lain).
  2. Kode Proyek, yaitu kode yang diberikan saat pembuatan mikrofilm. Biasanya, kode ini menunjukkan tempat tersimpannya sebuah naskah, seperti MPGUS/-123, berarti naskah yang tersimpan di Museum Pangeran Geusan Ulun Sumedang dengan nomor urut 123.
  3. Judul, yaitu judul yang diberikan, baik berdasarkan judul yang tertulis dalam naskah tersebut, maupun judul yang didasarkan atas isinya.
  4. Bahasa, menunjukkan bahasa yang digunakan dalam naskah, baik satu jenis bahasa maupun lebih, misalnya: Bhs. Sunda, atau Bhs. Sunda & Jawa Cirebon.
  5. Aksara, menunjukkan aksara yang digunakan dalam naskah, baik satu jenis aksara maupun lebih, misalnya: Aks. Cacarakan, atau Aks. Pegon & Arab.
  6. Bentuk, menunjukkan bentuk teks, seperti: Prosa, Puisi: wawacan, Prosa-Puisi dll.
  7. Nomor Rol dan Nomor Urut, menunjukkan nomor rol mikrofilm berikut urutannya, misalnya: 08.25, berarti naskah ke-25 dalam film ke-8.
  8. Jumlah Halaman.
  9. Bahan Naskah, menunjukkan jenis alas naskah, seperti: kertas atau dluwang.

Deskripsi naskah selengkapnya disampaikan dalam format di bawah ini, tetapi dalam deskripsi setiap naskah tidak dicantumkan rubrik yang tidak diketahui datanya (rubrik “Pupuh” misalnya tidak tercantum dalam naskah berbentuk Prosa).

Format Deskripsi Naskah:


 

Kode Naskah Kode Proyek JUDUL NASKAH
Bahasa Aksara Bentuk No. Rol
Jumlah Halaman Bahan Naskah    

 

Judul: dalam teks: …….; luar teks: …….
Ukuran: sampul: …….; hlm: …….; tulisan: …….
Jilid: …….; jenis alas naskah: …….; sampul: …….
Cap Kertas: …….
Hlm.: yang ditulis: …….; kosong: …….; bergambar: …….
Penomoran hlm: …….
Tinta: …….
Tulisan: …….
Pupuh: …….
Keadaan fisik: …….
Karangan: pengarang: …….; pemrakarsa: …….; masa/tahun: …….; tempat: …….
Salinan: penyalin: …….; pemrakarsa: …….; masa/tahun: …….; tempat: …….
Asal Naskah: …….
Tempat penyimpananm: …….
Ket. Mikrofil: …….

[Keterangan isi naskah]

Contoh deskripsi sebuah naskah:


Sj46 EFEO/KBN-297 BABAD CIREBON
Bhs. Sunda Aks. Pegon Puisi: wawacan 27.33
146 hlm. Kertas    

 
Judul: dalam teks: Sajarah Lampahing Perwali Kabeh (h. 1); luar teks: Wawacan Sulanjana (sampul).
Ukuran: sampul: 23,6 x 18 cm; hlm: 23,3 c 18 cm; tulisan: 21,3 x 16,5 cm.
Jilid: 1 dari 1; jenis alas naskah: kertas buatan lokal; sampul: lengkap.
Hlm.: yang ditulis: 146.
Penomoran hlm: ada
Tinta: hitam.
Tulisan: masih jelas terbaca.
Pupuh: teks terdiri atas 27 pupuh yang lengkap dan tamat.
Keadaan fisik: Kertas masih kokoh, agak kekuning-kuningan, penjilidan cukup longgar.
Salinan: penyalin: Junaedi; masa: abad 19; tempat: Banjaran Bandung.
Asal Naskah: Unas; Kp. Cimaherang, Desa Cileutik, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
Tempat penyimpanan: EFEO Bandung.

Keterangan isi naskah:

Ceritanya berawal dari kisah kepergian Raden Walangsungsang yang kemudian diikuti oleh adiknya, Raden Warasantang dari keraton Pajajaran. Kedua-duanya adalah putra Prabu Siliwangi yang hendak berguru agama Islam. Akhir kisah adalah tegaknya kekuasaan Islam di Jawa Barat yang berpusat di Cirebon atas peranan besar tokoh Syarif Hidayat yang bergelar Sunan Gunung Jati, yang tiada lain adalah putra Rarasantang dari pernikahannya dengan Sultan Mesit, dan kemenangan Walangsungsang yang mendapat Pangeran Cakrabuana.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *