Oleh Ilham Nurwansah
Seperti halnya dalam bahasa Jawa Kuna, di dalam bahasa Sunda Kuna juga ditemukan kata sembah hyang. Kata ini dalam KBBI tampaknya mengalami penyederhanaan bentuk menjadi sembahyang dan bergeser artinya menjadi “1. salat” (khusus untuk Islam), selain “2. permohonan (doa) kepada Tuhan” yang berarti lebih umum. Dalam hal ini entitas “Hyang” pada teks Sunda kuna disepadankan dengan Tuhan dalam konteks saat ini.
Potongan naskah kropak 17 koleksi Kabuyutan Ciburuy hasil digitalisasi proyek EAP British Library.
Alih aksara:
°umun· layaṁ sәm·baḥ hyi
Kritik teks:
umun layang sembah hyang
Terjemahan:
menghaturkan sembah/pujian (kepada) hyang
Bentuk penulisan kata “hyang” dalam aksara Sunda kuna menarik untuk ditelisik karena memiliki beberapa varian, antara lain: hyi, hya, hyiṅ, hiaṅ. Gejala umum yang terjadi dalam penulisannya, terutama dalam bentuk hyi dan hying juga sangat banyak (jika tidak disebut konsisten) sehingga menarik untuk diulas.
Secara visual bentuknya terlihat sama, tetapi muncul pertanyaan: bagaimana urutan logika penulisannya?
Pilihan 1: ha + pamingkal (sisipan y) + panghulu (vokalisasi i) + panyecek (vokalisasi ng) –> hying
Pilihan 2: ha + panghulu (vokalisasi i) + panyecek (vokalisasi ng) + pamingkal (sisipan y) –> hying
Pilihan 3: ha + pamingkal (sisipan y) + panghulu (vokalisasi i) + panyecek (vokalisasi ng) –> hying