Pemandangan dari koleksi pertama yang saya buka ini sebetulnya hasil percobaan saja, bukan penelusuran yang sungguh-sungguh.
Pada hari pertama saya diberikan tur singkat oleh Pak Kasper seputar lokasi dan akses koleksi manuskrip. Saya juga dibantu untuk mendapatkan kartu akses Perpustakaan Universitas Leiden dan baru belajar menggunakannya untuk memesan naskah.
Di ruang koleksi khusus, saya diberikan penjelasan singkat oleh Pak Jacob bagaimana cara memesan naskah secara online dengan fasilitas kartu anggota perpustakaan. Naskah Or. 353 inilah yang muncul paling atas di katalog online, lalu saya pesan. Di hari yang sama naskah sudah tersedia, walau butuh beberapa waktu menunggu untuk dicari oleh petugas.
Baru di naskah ini saja, sudah muncul tantangan. Kenapa? Karena dalam daftar inventaris perpus Leiden naskah ini sebelumnya dideskripsikan sebagai naskah Arab. Tapi rupanya dalam katalog online sudah dikoreksi menjadi naskah dengan bahasa Sunda, walaupun hanya diberi judul “Sundanese Wawatjan”.
Rupanya, naskah ini berasal dari koleksi KITLV yang sepertinya belum dideskripsikan, seperti banyak koleksi KITLV lainnya.
#naskahsunda#basasunda#naskahnusantara#aksarapegon
Admin Kairaga.com. Tulisan-tulisannnya dimuat di surat kabar dan majalah. Ilham sering diundang sebagai pemateri seminar maupun workshop tentang naskah dan aksara Sunda. Selain itu, ia juga merupakan pemerhati naskah dan aksara Nusantara dalam dunia digital. Baca juga tulisan-tulisannya yang lain di blog inurwansah.my.id.