Ulasan Buku – Filologi Indonesia: Teori dan Metode – Oman Fathurahman

Halo kawan Kairaga!

Ada ulasan buku Filologi lagi nih. Buku yang saya ulas kali ini berjudul Filologi Indonesia: Teori dan Metode karya Oman Fathurahman, profesor bidang ilmu Filologi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Buku ini merupakan cetakan ketiga dari edisi pertama, Januari 2017 dengan ISBN 978-602-1186-28-2 dan dimensi 13,5 x 20,5 m, yang diterbitkan oleh penerbit Kencana, divisi dari Prenadamedia Group bekerjasama dengan UIN Jakarta Press. Setahu saya, ada juga edisi terbaru dari buku ini lho! Boleh langsung dicek saja deh di marketplace.

Ketika saya baca buku ini, kesan pertama yang didapatkan adalah rasa penasaran. Kenapa? Karena judulnya yang dirasa penting: “Filologi Indonesia”. Tampaknya judul itu dapat menggambarkan khazanah pernaskahan di Indonesia secara menyeluruh. Selain itu ada gambar sampul berupa naskah lontar, tapi…. hmm, aksara yang digunakan dalam lontar itu sepertinya bukan aksara Jawa atau Bali, melainkan aksara tradisional India. Ada yang tahu persisnya aksara apa? Silakan tulis di kolom komentar. Walaupun begitu, oke-oke saja lah saya kira. Mungkin karena perancang sampulnya tidak bisa membaca aksaranya juga.

Menurut Oman Fathurahman dalam pengantar buku ini, disebutkan bahwa penulisan buku ini didorong oleh kegelisahan kolega, mahasiswa, dan penulis sendiri, atas sulitnya menjumpai buku pengantar kajian Filologi yang mutakhir dan dapat dipergunakan khususnya oleh mahasiswa di perguruan tinggi ketika mereka melakukan studi naskah, padahal kajian Filologi di Indonesia sendiri sudah cukup lama berkembang dan menghasilkan karya-karya filologis yang penting kontribusinya bagi dunia keilmuan, khususnya di bidang humaniora. Ia juga menyebutkan bahwa buku ini pada mulanya berupa bahan-bahan perkuliahan yang kemudian dikumpulkan dan dinarasikan. Selain referensi yang tersedia, penulis juga menambahkan refleksi hasil pengalamannya dalam melakukan penelitian di lapangan.

Salah satu tujuan utama penulisan buku ini adalah untuk membantu mahasiswa yang mulai mempelajari Filologi, sehingga materi-materi yang berkaitan dengan teori dan metodologi penelitian Filologi. Isinya memperbincangkan aneka ragam hal yang berkaitan dengan naskah tulisan tangan atau manuskrip (manuscript), khususnya yang berasal dari Nusantara, berikut teori, metode, dan pendekatan Filologi yang biasa digunakan untuk mengkajinya. Beberapa diskusi bersifat teoretis, tetapi beberapa bagian lannya berupa refleksi atas pengalaman empiris penulis selama menekuni bidang ini.

Ringkasan Isi

Bagian Pertama – Pendahuluan

Bagian ini berisi pemaparan latar belakang perkenalan penulis dengan ilmu Filologi, setelah lebih dari 17 tahun menekuni kajian naskah. Dalam refleksinya, Oman Fathurahman menekankan keyakinannya bahwa hal terpenting dalam Filologi adalah “membaca naskah”. Hal yang membedakan seorang pengkaji naskah dengan pengkaji naskah lainya adalah seberapa banyak dan sering ia membaca naskah, entah untuk keperluan penelitiannya atau sekadar iseng membaca. Selain itu, dikisahkan pula awal mula perkenalan Oman dengan dunia Filologi hingga akhirnya “jatuh hati” pada bidang keilmuan Filologi, khususnya untuk kajian naskah keislaman.

Di bagian lain terdapat sub judul “Khazanah Naskah Nusantara: Sebuah Gambaran Umum”. Isinya merupakan pandangan umum tentang apa saja isi naskah Nusantara dan relevansinya dengan keilmuan lain. Penulis menjelaskan bahwa mengenai hal tersebut tidak selalu mudah dijawab karena sistem dokumentasi dan katalogisasi yang belum lengkap, juga karena sebagian besar naskah masih “tercecer” di masyarakat. Dijelaskan pula tentang penelusuran naskah yang telah dilakukan di berbagai koleksi naskah dunia, ragam kategori naskah, serta distribusi naskah-naskah keislaman secara umum.

Bagian Kedua – Apa itu Filologi?

Bagian kedua berisi pandangan atas pertanyaan mendasar yang sering muncul tentang Filologi: “apa itu Filologi”, sebagai awal pembahasan mengenai pentingnya Filologi. Di dalamnya terdapat tiga sub-bahasan yaitu “Beberapa Pengertian Filologi” yang berisi berbagai etimologi Filologi yang dihubungkan dengan kegemaran membaca naskah tulisan tangan; “Beberapa Pemahaman tentang Filologi” menjelaskan bahwa “Filologi bukan sebuah tujuan, hanya suatu peralatan” yang lebih dari menganalisis “hal-hal sepele” seperti perbedaan huruf, cara transkripsi, dengan pengetahuan kodikologisnya. Lebih dari itu, Filologi bukanlah pilihan eksklusif para pengkaji naskah, tetapi dapat digunakan para sarjana dari berbagai disiplin ilmu sebagai “peralatan” untuk sampai pada tujuan penelitiannya; dan “Tugas Seorang Filologis” menjelaskan tugas utama seorang filologis dan perspektif Filologi.

Bagian Ketiga – Naskah: Objek Kajian Filologi

Di dalam bagian ketiga dibahas seluk-beluk objek kajian Filologi, yang tidak lain adalah Naskah. Pembaca akan mendapatkan penjelasan umum tentang pengertian naskah. Pada bagian ini terdapat tiga sub bahasan yaitu ‘Beberapa Pengertian tentang Naskah’ yang membahas etimologi serta padanan kata “naskah” dan “manusksrip”; ‘Beberapa Pemahaman tentang Naskah’ menjelaskan alas tulis naskah serta hakikat ditulisnya sebuah naskah. Penulis mengajak pembaca untuk membayangkan bagaimana naskah itu sampai kepada kita di masa kini, proses reproduksi serta batasan-batasan pengertian naskah dan perbedaannya dengan teks; ‘Naskah Teks dan Matan’ berisi penjelasan istilah khusus untuk teks-teks keagamaan Islam yaitu matan (matn), komentar (syarh), dan penjelasan (hasyiyah).

Bagian Keempat – Sejarah Perkembangan Studi Naskah dan Ilmu Filologi

Pada bagian keempat ini pembaca diajak meninjau masa lalu, di mana awal mula berkembangnya ilmu Filologi di dunia hingga sampai ke Indonesia. Pembaca disuguhkan penjelasan mendalam yang cukup panjang dengan delapan subjudul yang penting dalam memahami perkembangan studi naskah dan ilmu Filologi.

Pertama-tama dibahas tentang ‘Filologi Klasik Mazhab Iskandariyah’ yang dibuka dengan utang budi filologi Yunani kepada perpustakaan Iskandariyah (Alexandria). Dari sumber tersebut muncul beberapa tokoh ilmuwan dengan Mazhab Iskandariyah. Berikutnya dijelaskan persebaran Filologi ‘Dari Yunani ke Romawi’ pasca kemunduran Mazhab Iskandariyah mulai abad ke-1 M, hingga perpindahan kekuasaan dari Yunani ke Romawi yang membawa pengaruh besar terhadap perkembangan Filologi di Romawi.

Berikutnya dipaparkan proses ‘Penerjemahan Teks Yunani di Timur Tengah’ yang merupakan kelanjutan dari babak baru kajian naskah klasik pada akhir keemasan tradisi Romawi, dan penerjemahan teks Yunani terjadi di dunia bagian Timur yang mendapat dukungan secara politis dari para penguasa dinasti Islam. ‘Bangkitnya Kembali Studi Naskah Klasik di masa Renaisans’ membahas keadaan setelah redupnya masa Romawi pada abad ke-4 M, kebudayaan Yunani mulai dilirik kembali dan disakini sebagai sebuah pedoman hidup oleh masyarakat Eropa, naskah lama tentang berbagai aspek budaya mulai dipelajari kembali setelah beradab-abad diabaikan.

Pada bagian ‘Pertumbuhan Awal Naskah-naskah Indonesia’ dimulai dengan pembahasan awal tradisi tulis di Indoensia yang kuat dipengaruhi oleh kebudayaan India. Lalu, penetrasi islam turut mempengaruhinya yang lambat-laun semakin kuat, terutama dalam kesusastraan Melayu. Bagian ‘Inventarisasi dan Pencatatan: Aktivitas Awal Studi Naskah Indonesia’ membahas berbagai upaya pencatatan dan inventarisasi naskah di Indonesia yang dimulai pada akhir abd ke-17, beserta beragam publikasinya berupa katalog.

Bagian ‘Dari Kajian Kebahasaan, Penerjemahan, Hingga Telaah Filologis’ mengulas aktivitas pengkajian kandungan isi naskah Indonesia pada abad ke-18, yang dimulai oleh bangsa Eropa. Kemunculan sarjana pengkaji naskah Indonesia dimulai pada awal abad ke-20 oleh Hoesein Djajadiningrat dengan karyanya Crittische Beschouwing van de Sadjarah Banten (1913), hingga disebutkan beberapa penelitian Filologi mutakhir di Indonesia dalam berbagai pendekatan. Bagian ‘Periode Integrasi Filologi dan Kajian Islam: Penegasan Multidisiplin’ memperlihatkan dimulainya studi Filologi yang semakin heterogen sejak tahun 1990-an yang tampak pada beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

Bagian Kelima – Teori, Metode, dan Alur Penelitian Filologi

Pada bagian kelima dijelaskan empat subbahasan. ‘Filologi dan Kritik Teks’ mengulas aktivitas terpenting dalam penelitian Filologi. Kritik teks membedakan pendekatan Filologi dengan pendekatan lainnya, serta dijelaskan beberapa dasar pertimbangan yang menjadi latar belakang munculnya tradisi kritik teks pada masa klasik dan yang menyebabkan berkembangnya pendekatan Filologi.

Bagian ‘Alur Penelitian Filologi’ membahas secara mendalam alur kronologis dalam suatu penelitian Filologi dengan contoh penerapannya, mulai dari 1) Penentuan teks, 2) Inventarisasi naskah, 3) Deskripsi naskah, 4) Perbandingan naskah dan teks, 5) Suntingan teks, 6) Terjemahan teks, dan 7) Analisis isi. Bagian ‘Tentang Metode Stema’ yang pertama kali diperkenalkan sebagai sebuah pendekatan sistematis dalam menyunting teks. “Kesalahan bersama” menjadi kata kunci dalam metode stema untuk membuat pengelompokan naskah dan merekonstruksi hubungan satu naskah dengan naskah lainnya. Adapun bagian ‘Struktur Tulisan Hasil Penelitian Filologi’ mengupas contoh struktur tulisan atau outline hasil penelitian Filologi, walaupun tanpa dimaksudkan untuk membatasinya.

Bagian Keenam – Kodikologi dan Paleografi

Bagian keenam memaparkan “komponen” lain yang patut diperhatikan dalam ilmu Filologi yaitu menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan fisik naskah. Cabang ilmu yang memfokuskan kajiannya pada fisik naskah adalah kodikologi (codicology), dan ilmu bantu yang relevan tentang tulisan kuno yaitu paleografi (palaeography).

Pembahasan dalam bagian ‘Kodikologi dan Paleografi: Pengertian dan Cakupan’ antara lain mengenai pengertian kodikologi dan paleografi secara etimologis, perkembangan penggunaan kodeks dan pendekatan paleografi dalam naskah, serta berbagai istilah lain terkait kodeks dan paleografi. ‘Kertas dan Alas Naskah Lain’ menjelaskan berbagai pengertian dan jenis alas naskah, mulai dari sejarah penggunaan kertas dan aspek lain tentang kertas, hingga ragam alas naskah selain kertas, khususnya di Indonesia.

Lima bagian berikutnya berfokus pada pembahasan tentang aksara Jawi. ‘Paleografi Tulisan (Aksara) Jawi’ membahas perkembangan dan peran aksara Jawi dalam pernaskahan Islam dan Melayu. Bagian ‘Tulisan Jawi: Domestikasi Aksara Awab dan Vernakularisasi Islam’ mengulas hubungan istilah “Jawi” dengan pulau Jawa dan wilayah lain di Nusantara, susunan abjad Jawi dan pentingnya huruf Jawi di dunia Melayu-Indonesia. Pada bagian ‘Tulisan Jawi dan Tradisi Keberaksaraaan di Nusantara’ dibahas bahwa tulisan Jawi seringkali dianggap sebagai pintu pertama yang membuka munculnya tradisi keberaksaraan dalam sejumlah bahasa daerah di Indonesia, serta kaitannya dengan aksara dan bahasa lain di Nusantara.

Bagian ‘Hegemoni Tulisan Jawi: Dimensi Agama dan Politik’ membahas pengaruh Islam terhadap hegemoni tulisan Jawi dengan bukti penting berupa manuskrip beraksara Jawi, hingga pada gilirannya terjadi pengarusutamaan dunia Melayu-Indonesia sebagai bagian dari dunia Islam. Pada bagian ‘Perkembangan Mutakhir Tulisan Jawi: Beberapa yang Tersisa’ disajikan bahasan tentang momentum yang berkaitan dengan tulisan Jawi di Indonesia, mulai dari abad ke-14 hingga kondisi terkini. Pada bagian terakhir disajikan ‘Daftar Istilah Kodikologi dan Paleografi’, berupa daftar istilah-istilah utama yang penting dengan penjelasannya.

Bagian Ketujuh – Katalogisasi dan Digitalisasi Naskah Indonesia.

Bagian ketujuh merupakan bagian terakhir yang membahas perihal upaya katalogisasi dan digitalisasi naskah Indonesia. Pada bagian ini terdapat enam subbahasan. Pertama, ‘Katalogisasi dan Pencatatan Naskah Nusatnara’ mengulas sejumlah penelitian berkaitan dengan dunia pernaskahan Nusantara yaitu inventarisasi dan katalogisasi, serta pentingnya penyusunan katalognya katalog (catalogue of catalogue).

Kemudian bagian ‘Perkembangan Digitalisasi Naskah-naskah Nusantara di Indonesia’ membahas upaya-upaya awal digitalisasi naskah dengan beberapa contoh kasus penelitian hingga pentingnya digitalisasi karena semakin cepatnya kerusakan koleksi naskah. ‘Preservasi Naskah dan Tren Digital’ membahas berbagai upaya pemeliharaan (preservasi) naskah kuno tulisan tangan yang telah dilakukan berbagai pihak, khususnya oleh perpustakaan dan lembaga arsip penyimpan naskah serta perkembangannya.

Dalam pembahasan bagian ‘Digitalisasi Naskah Nusantara: Pengalaman Indonesia’ disajikan pengalaman penulis terkait digitalisasi naskah Nusantara di Indonesia. Bagian ‘Digitalisasi dan Pengembangan Perpustakaan Digital Naskah’ menjelaskan upaya-upaya dalam pengembangan dan pembuatan perpustakaan digital dari naskah-naskah Nusatnara dengan studi kasus. Adapun dalam bagian ‘Perpustakaan Digital Naskah Nusantara dan Penguatan Tradisi Riset’ dijelaskan pentingnya keberadaan perpustakaan digital naskah Nusantara dalam penguatan tradis riset di Indonesia.

Blurb

Naskah kuno tulisan tangan (manuskrip) belum banyak diketahui oleh banyak orang. Padahal, melalui manuskrip kuno dapat memandu kita menapaki jalan pintas untuk menyelami sejarah, tradisi, peradaban, dan ilmu pengetahuan dari masa lampau yang belum diketahui atau terungkap. Pengetahuan ilmiah untuk “membaca naskah” kuno tersebut merupakan bagian studi Filologi. Philology is about reading manuscripts. Pertanyaan ilmiah terkait Naskah dan Filologi: Apa yang dimaksud dengan Naskah yang menjadi objek kajian Filologi? Apa saja kandungan isinya? Apa kontribusinya bagi perkembangan peradaban dan kebudayaan Indonesia?

Buku Filologi Indonesia ini membincangkan perihal Naskah tulisan tangan (manuskrip), khususnya dari budaya masyarakat – tradisi kuno atau masa lampau – di kawasan Nusantara. Beberapa kajian atau diskusi ilmiah akan bersentuhan dengan teori dan metodologi, namun beberapa bagian lainnya lebih menekankan pada refleksi atas pengalaman empiris dalam kajian Filologi.

Karakteristik Naskah kuno Nusantara sangat dipengaruhi oleh tradisi Islam, selain juga proses inkulturasi – penyesuaian dan adaptasi terhadap tradisi masyarakat Nusantara pra-Islam. Substansi isi bahasan buku Filologi Indonesia ini juga memberikan perhatian khsuus terhadap kajian Naskah – meliputi kawasan Nusantara – yang dihubungkan dengan kajian Islam (Islamic studies).

Bagian terpenting dari substansi isi literatur bidang studi Naskah dan Filologi Indonesia ini mengkhususkan pada konsep teori dan metodologi penelitian Filologi. Disajikan dalam tujuh (7) bab utama: (1) Pendahuluan; (2) Apa itu filologi?; (3) Naskah: objek kajian filologi; (4) Sejarah perkembangan studi naskah dan ilmu filologi; (5) Teori, metode, dan alur penelitian filologi; (6) Kodikologi dan paleografi; serta (7) Katalogisasi dan digitalisasi naskah Indonesia.

Informasi Pemesanan

Nah, saya sendiri mendapatkan buku ini ketika mengikuti seminar atau simposium pernaskahan. Kapan waktunya? saya lupa. Pokoknya di sana ada juga pameran dan lapak buku. Jadi, langsung saja saya beli dari pelapak yang ada waktu itu.

Namun, untuk sahabat yang ingin memiliki buku ini gak perlu khawatir. Buku ini bisa didapatkan dari marketplace secara daring kok. Ketik saja judul bukunya di Shopee atau Tokopedia, ada beberapa penjual yang menyediakan buku ini dengan harga yang variatif.

Jika kawan Kairaga ingin mendapatkannya langsung dari penerbit, boleh dicoba juga untuk menghubungi penerbitnya langsung melalui email pmg@prenadamedia.com atau website www.prenadamedia.com.

Semoga informasi ini bermanfaat!/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *