Untuk menampilkan aksara Sunda pada halaman ini, silakan baca panduan berikut ini.
Kairaga.com — Mozilla Firefox menerjemahkan posisi ‘konsonan+paneleng’ menjadi ‘paneleng+konsonan’ seperti aturan yang seharusnya. Tetapi bila menggunakan font Sundanese Unicode.ttf atau font lain yang menggunakan substitusi karakter pada tabel OTF maka hasilnya menjadi bertabrakan.
Hal ini dikarenakan font Sundanese Unicode sendiri sudah menggunakan sistem substitusi posisi ‘konsonan+panéléng’ menjadi “panéléng+konsonan”. Jadi ketika diketik pada browser Mozilla Firefox hasilnya menjadi eror. Contohnya pada pengetikan kata “hésé béléké”:
hésé
urutan logika pengetikan –> ᮠ + ᮦ + ᮞ + ᮦ
([ha+panéléng–>pénéléng+ha]+[sa+panéléng–>panéléng+sa])
hasil tampilan pada browser ==> panéléng+(panéléng+ha)+sa
seharusnya ==> (panéléng+ha)+(panéléng+sa)
béléké
urutan logika pengetikan –> ᮘ + ᮦ + ᮜ + ᮦ + ᮊ + ᮦ
([ba+panéléng–>panéléng+ba]+[la+panéléng–>panéléng+la]+[ka+panéléng–>panéléng+ka])
hasil tampilan pada browser ==>panéléng+(panéléng+ba)+(panéléng+la)+ka
seharusnya==> (panéléng+ba)+(panéléng+la)+(panéléng+ka)
catatan: karakter berwarna biru hasil substitusi otomatis dengan OTF
Saya akan ketikkan kata di atas menggunakan blok Unicode aksara Sunda di sini:
ᮠᮦᮞᮦ ᮘᮦᮜᮦᮊᮦ
Apa yang Anda lihat? itu tergantung menggunakan browser apa anda membuka halaman ini dan font apa yang digunakan. Pada Mozilla Firefox dengan font Sundanese Unicode tampilannya akan seperti ini:

Font Sundanese Unicode
Lain halnya dengan penggunaan pada browser, font Sundanese Unicode ini akan tampil dengan benar pada aplikasi Office, contohnya pada MS Word berikut:

Font Sundanese Uniocde pada MS Word
Substitusi otomatis dari browser Mozilla Firefox akan menghasilkan rendering yang sesuai bila menggunakan font Sunda (dengan blok Unicode) yang tidak menggunakan sistem substitusi, misalnya font Sunda Prada.

Font Sunda Prada pada Mozilla Firefox
Tetapi font tanpa menggunakan substitusi otomatis akan menghasilkan rendering yang salah pada aplikasi Office.

Font Prada pada MS Word
Dari masalah ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa antara pembuat font dan programer browser (khususnya Firefox) belum memiliki konvensi yang sama tentang rendering (tampilan) aksara Sunda. Mau menggunakan cara yang mana? Saya kira seharusnya font Sunda dengan blok Unicode menggunakan substitusi otomatis secara seragam, agar bisa dirender dengan baik di browser dan aplikasi office, atau di manapun.